Innalillahi wa inna ilaihi roji'un. Sesungguhnya semua adalah milik Allah dan semua akan kembali kepada Nya.
Kemarin malam telah meninggal dunia tetangga ane, Sabari. Beliau sebelum meninggal sempat menderita penyakit lever.
Ane selalu terkenang dengan beliau. Mengapa? Karena beliau adalah orang yang baik dan ramah. Disinilah point nya.
Rejeki, jodoh, umur, ajal memang telah ditetapkan sebelum kita lahir ke dunia. Semuanya adalah kepastian bagi Nya, sehingga wajib bagi kita untuk berikhtiar sekuat tenaga dan berdoa mohon petunjuk Nya.
Berdasarkan kalimat diatas, kita tahu bahwa ajal adalah kepastian. Tidak ada yang hidup diatas dunia ini yang tidak mengalami kematian. Sebagai orang yang mengaku beriman, maka kita harus terus memperbaiki diri dan hubungan secara horizontal kepada orang tua, keluarga, teman dan masyarakat. Pun secara vertikal kepada Allah SWT sebagai Pencipta kita.
Menjadi pribadi yang ramah adalah salah satu cermin dari diri yang baik. Keramahtamahan adalah kado yang selalu dikenang oleh orang lain. Apalagi bagi kita yang menganut budaya ketimuran, keramahtamahan adalah sifat wajib bagi setiap anggota masyarakat. Suatu hal yang aneh namun nyata sering kita dengar di masyarakat kita orang tua mencari menantu tidak hanya karena dia telah memiliki pekerjaan yang bisa diandalkan, namun karena dia adalah pribadi yang ramah. Pribadi yang ramah akan disenangi oleh Allah SWT dan masyarakat.
Termasuk pada almarhum Sabari. Walaupun beliau sudah tiada namun dihati masyarakat, khususnya ane, beliau seolah-olah masih hidup bersama kami. Begitu dahsyat efek dari sifat terpuji yang satu ini.
Ada yang bertanya, bagaimana sih bentuk ramah itu? Ramah itu adalah senang membantu, ringan tangan, murah senyum dan baik tutur bahasanya.
Mari kita membiasakan sifat ini pada diri kita sehingga kita bisa menjadi pribadi baik yang disenangi siapapun.
